Kehidupan malam dan semua aktivitas didalamnya, termasuk prostitusi bukan lagi dominasi orang dewasa, namun juga bagi mereka yang berada dibawah umur. Kenyataan ini semakin kuat, dengan adanya fakta adanya peningkatan jumlah pekerja seks dibawah umur.
"Di Jakarta Utara itu diestimasikan ada sekitar 2000 orang yang menjadi pekerja seks, dan sepuluh persennya diperkirakan adalah anak-anak dibawah umur." Demikian ungkap Tarmijo Damanik, Kepala Seksi RT 5 Jakarta Utara.
Menurut pendapat Emmy Lucy Smith, dari Indonesia Against Child Trafficking meningkatnya jumlah pekerja seks dibawah umur ini adalah akibat kemiskinan yang semakin besar.
Aktivitas prostitusi dibawah umur tidak lepas dari eksploitasi orang dewasa, meskipun dengan berbagai macam motif. Selain itu juga, hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak. Salah satu contohnya adalah Rina (bukan nama sebenarnya-Red), dia kehilangan kegadisannya dengan sang pacar. Hubungannya dengan sang kekasih yang sudah melewati batas tersebut tak pernah diungkapkannya kepada orang tua. Selain itu, pergaulannya membawanya kepada kehidupan malam, dengan gemerlapnya diskotik.
"Tadinya aku cuma main-main aja. Tapi ada yang menghasut, ngapain kamu disini klo ngga cari duit," demikian tutur Rina.
Rina sekalipun sudah tahu kemungkinan terburuk dari apa yang dilakukannya, dia merasa sudah buntu dan tidak memiliki harapan.
Tak jauh beda yang dituturkan Laras "Laras (bukan nama sebenarnya - Red) pernah kena penyakit, dan hanya bisa nangis terus," tuturnya lugu.
Laras dan Rina hanyalah sebagian kecil kisah kelam dari eksploitasi anak-anak dibawah umur yang berprofesi sebagai pekerja seks.
Apakah hal ini akan terus berlanjut, tanpa penanganan yang serius?
"Tempat-tempat prostitusi harus dimonitor, dan orang-orang yang mendapatkan manfaat dari hal ini harus dikenai hukuman, dan pastinya kliennya, karena dialah yang mengeksploitasi anak-anak ini," demikian pendapat Emmy.
Anak-anak yang jatuh kedalam prostitusi kebanyakan adalah mereka yang drop out dari sekolah. Untuk itu salah satu penahan supaya anak-anak ini tidak terjerumus dalam dunia prostitusi, adalah pendidikan. Untuk itu pemerintah perlu menyediakan sekolah gratis, minimal hingga SMP, sehingga anak-anak ini tidak berpikir pendek dengan menghancurkan hidupnya dalam dunia kelam, tambah Emmy.
"Anak-anak yang telah ditertibkan, merka akan mendapat pembinaan dipanti rehabilitasi dan dipulangkan kedaerahnya masing-masing," jelas Tarmijo.
"Orang tua harus sadar, Tuhan memiliki tujuan yang mulia bagi setiap anak-anak yang dilahirkannya. Untuk itu orang tua harus membimbing anak-anaknya untuk menggenapi tujuan yang mulia itu. Selain itu, mereka juga harus diajarkan untuk tidak mengejar kesuksesan atau uang dengan cara yang cepat atau mudah. Dan yang terakhir adalah peran masyarakat dan pemerintah dalam melakukan pencegahan," demikian pendapat Pdt.Fu Xie.
Anak-anak adalah permata yang berharga dimata Tuhan, yang harus dijaga keberadaanya dengan kasih sayang, bukan dieksploitasi untuk kepentingan orang dewasa. Jika Tuhan memandang tubuh dan hidup mereka sebagai sesuatu yang berharga, bukankah kita orang dewasa harus memandangnya juga demikian?
Sumber : Solusi life/VM